Pada kesunyian dunia yang terlalu dingin untuk bersuara..
Dan disela-sela godaan sang angin pada pepohonan.
Sejenak mengantarkanku pada perenungan tentang seorang Ibunda..
Wanita yang memberikanku curahan kasih sayang tanpa henti..
Ia laksana melati yang tebarkan harum wewangian tanpa pernah meminta balasan.
Ia jugalah yang memberikan tempat bernaung untuk anak-anaknya.
Takkan pernah sanggup membalas curahan kasih sayangnya padaku.
Takkan pernah mampu menghitung ribuan cintanya padaku.
Sembunyikan peluh yang membasahi tanah demi diriku.
Membasuh airmata yang terurai karena tingkahku.
Ia tanamkan harapan pada jiwa sesosok anak manusia.
Membingkaikan mahkota dikepala sebagai simbol penerus masa depan.
Rela geletakkan tubuhnya pada kasur yang bersimbah darah.
Umpatan, cacian, dan makian yang terdengar takkan menyurutkan ikhlasnya.
Ia bahkan rela menanggalkan arti sebuah kebahagiaan.
Ia bahkan rela bersujud dihadapan anjing-anjing kekuasaan.
Membelaiku saat tubuh terasa lemah oleh goresan-goresan waktu.
Mengobatiku saat hati tercabik-cabik oleh jilatan para serigala.
Membimbingku saat dua sisi memaksaku untuk memilih.
Sehingga bimbang tak lagi melekat di peraduan akal dan pikiran.
Tak pernah sedikitpun terucap kata pamrih darinya.
Walau seharusnya ia mampu untuk memintanya kembali..
bunda.. Ya.. Ibunda...
Engkau sendiri kuat menuntunku disetiap waktu menuju arah yang tepat..
Engkau sendiri antarkan aku didepan gerbang kebahagiaan.
Gerbang yang semestinya aku tapakkan laju langkahku.
Hingga tak pernah ku sadari bahwa kau selalu mengawasiku bila ku terjatuh.
Kau mengajarkan padaku tentang apa arti hidup.
Agar aku dapat tetap tegar hadapi waktu yang selalu menikamku dengan perih.
Menatap pasti setiap mimpi yang kan berarti.
Mewujudkan semua keinginanku meski tak mudah untuk kau penuhi.
Engkaulah yang selalu senandungkan suka disaat duka,
Hingga duka yang kau jinakkan mampu terevolusi menjadi suka.
Engkaulah yang selalu memberiku nuansa disaat hati terasa gundah.
Memapahku pada kesejukkan bahumu ketika ku bersedih
Saat dimana hati ini terlalu letih untuk menapaki hari
Kau sejukkan nuraniku ketika ku terkapar dalam kesenjangan lingkungan
Mereduksikan amarahku dalam kelabilan masa remaja
Ketika jalan terjal hidupku menemui statis
Kau memberiku wejangan-wejangan indah yang bermakna,
Hingga tak pernah sekalipun kau membiarkanku terjebak dalam nestapa
Sebuah pengorbanan yang tak pernah mampu ku balas hingga akhir zaman,
Selama hayat masih dikandung badan.
Sepanjang masa, takkan pernah ku lupakan dirimu bunda..
Wahai Tuhanku..
Berikanlah kebahagiaan pada bundaku, meskipun waktu telah mengambilnya dariku.
aku akan membahagiakannya sebagai bukti bahwa aku cinta padanya.
Setulus kasih sayangku sebagai seorang anak.
jika dia masih hidup, aku akan bersujud dan merebahkan lututku dikakinya.
Ia pasti kecewa jika hipokritas kehidupan membuatku terjungkal.
Oleh karena itu, aku harus bangkit dari keterpurukkan yang selama ini membelenggu.
Menyusuri setiap mimpi dan harapan yang menggarisi cita-citaku.
Membalas kepercayaan yang telah terbangun darinya.
Hingga ku dapat taklukkan gelombang pasang yang menerjang,
Dan mengokohkan diri agar tak mudah terkikis seperti karang.
Ibundaku tercinta..
Aku berjanji untuk tidak menjadi seorang pria pengecut.
Aku juga tidak ingin seperti mereka yang keluar rumah dengan perasaan takut.
Hingga membuat langkah mereka menjadi gemetar, aku takkan gentar.
dalam gambar hari esok yang kian berwarna pekat.
Seperti yang kau idam-idamkan dariku.
Wahai bundaku,..
maafkanlah jika aku dulu merasa malu mengutarakan isi hatiku ini dihadapanmu
Mencoba beranikan diri untuk merangkai makna dari tangisan jiwa disepanjang malam
Karena hanya dari coretan-coretan ini aku mampu melukiskan besar rasa cintaku padamu.
Hingga keluh kesah inilah yang akan menuntunku untuk menjadi tegar.
Percayalah Bunda..
Percayalah bahwa pengharapanmu padaku takkan pernah membuatmu kecewa.
Akan ku pelihara selalu senyumku agar tak menjadi palsu.
Akan ku nikmati kesedihan dan berusaha menjadi tangguh.
Akan ku hadapi hidup ini dengan iman dan kesabaran,
Serta mensyukuri karunia yang telah diberikan oleh-Nya seluas langit dan bumi.
Sekali lagi.. Terimakasih Bunda..
Terimakasih atas segala materi yang telah kau beri.
Terimakasih atas segala petuah yang telah kau hidangkan pada diri ini.
meskipun engkau sudah tak disampingku lagi,
tapi harum tubuhmu tetap kurasakan mskipun hanya sesekali
Dari ujung hati ini,
ijinkanlah buah hatimu untuk berikrar ikhlas tentang ungkapan rasa terimakasih..
Dari seorang yang selalu merindukanmu, atha buah hatimu tercinta..
No comments:
Post a Comment